PANAHINFO – Nama Edwin “Super Bejo” kembali mencuat ke permukaan setelah video dirinya tengah berjualan roti di pasar menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, mantan presenter kondang era 90-an itu terlihat mengenakan pakaian sederhana sambil menawarkan roti kepada para pengunjung pasar. Banyak yang menyangka bahwa ia kini mengalami keterpurukan ekonomi. Namun di balik itu semua, Edwin justru punya penjelasan yang mengejutkan.
Video Edwin Super Bejo Jualan Roti Viral di Medsos
Frasa kunci Edwin Super Bejo jualan roti langsung ramai diperbincangkan warganet sejak pagi hari, ketika video pendek memperlihatkan sosoknya berjalan memikul nampan berisi roti dan menyapa orang-orang dengan ramah. Banyak yang tidak menyangka bahwa pria yang dulu sering menghiasi layar kaca kini terlihat di pasar tradisional.
Namun, simpati netizen tersebut perlahan berubah menjadi rasa kagum setelah fakta sebenarnya terungkap. Dalam wawancara bersama Melaney Ricardo, Edwin menjelaskan bahwa video tersebut adalah bagian dari konten hiburan yang ia buat sendiri. Bukan karena sedang kesulitan ekonomi, melainkan sebagai strategi kreatif untuk membantu mempromosikan roti milik pedagang lokal.
“Gue lagi bantu temen, bukan gue yang dagangin rotinya. Videonya juga gue sendiri yang bikin, karena memang lagi pengen bikin konten ringan yang bisa menghibur,” jelas Edwin dalam tayangan YouTube Melaney Ricardo.
Bukan Sekadar Viral, Ini Bagian dari Strategi Konten
Edwin menegaskan bahwa dirinya tidak merasa tersinggung jika dianggap sedang berjualan demi menyambung hidup. Sebaliknya, ia justru bangga karena konten itu berhasil menjangkau lebih dari tujuh juta penonton di berbagai platform media sosial.
Baginya, video tersebut bukan hanya lucu-lucuan, tapi juga bentuk dukungan pada UMKM lokal yang kerap kali kesulitan bersaing di pasar digital. Bahkan, lokasi video itu direkam saat ia sedang berada di wilayah kampanye calon kepala daerah. Ia menyebut bahwa momen tersebut sekaligus bisa memperlihatkan wajah dirinya yang merakyat, tetap hangat dan rendah hati.
Dengan viralnya video itu, Edwin berharap masyarakat tidak buru-buru menilai berdasarkan tampilan luar saja. Ia juga ingin mengingatkan bahwa tak semua yang terlihat sederhana menandakan penderitaan.
Edwin Fokus Bangun Bisnis Kopi dan Kuliner Khas Aceh
Menjawab rasa penasaran publik tentang kondisi finansialnya, Edwin akhirnya buka suara. Ia menyebut bahwa saat ini ia tengah menikmati fase baru sebagai pengusaha. Usaha kuliner miliknya bernama Kopi Tarik Edwin bahkan sudah membuka empat cabang di Jakarta. Tak hanya itu, ia juga menjual berbagai makanan khas Aceh yang ia kelola bersama keluarga.
“Gue emang udah nggak tertarik tampil di TV lagi. Sekarang lebih senang jalanin bisnis sambil dekat sama keluarga dan Tuhan,” ujarnya santai.
Ia menyebut bahwa masa kejayaan di dunia hiburan sudah dilewatinya, dan kini saatnya membangun sesuatu yang bisa dinikmati dalam jangka panjang. Dengan bisnis kopi dan kuliner, Edwin merasa lebih bebas mengekspresikan dirinya serta tetap menjaga silaturahmi dengan masyarakat.
Netizen Kaget dan Kagum: Dari Salah Paham Jadi Simpati
Pada awalnya, komentar publik didominasi rasa iba. Banyak yang menyayangkan nasib Edwin yang tampak “jatuh miskin” dan menganggapnya sebagai korban dari kerasnya dunia hiburan. Namun setelah klarifikasi itu menyebar, reaksi netizen berubah menjadi rasa hormat.
“Salut banget sama Mas Edwin. Ternyata bukan miskin, tapi justru sukses diam-diam,” tulis salah satu netizen di Twitter.
“Jadi pelajaran sih, jangan cepet nge-judge orang cuma dari video pendek,” tulis lainnya.
Fenomena ini memperlihatkan betapa kuatnya persepsi publik terhadap visual. Sekilas tampilan sederhana bisa langsung dikaitkan dengan kemiskinan, padahal kenyataannya bisa sangat berbeda.
Frasa Kunci “Edwin Super Bejo Jualan Roti” Jadi Simbol Ketulusan
Kini, frasa “Edwin Super Bejo jualan roti” tak hanya sekadar tren viral, tapi juga simbol tentang bagaimana public figure bisa tetap membumi. Ia menunjukkan bahwa popularitas tak selalu harus ditunjukkan lewat kemewahan, melainkan bisa lewat kepekaan sosial dan strategi branding yang cerdas.
Edwin membuktikan bahwa ketulusan, kreativitas, dan kerja keras tetap bisa membuahkan hasil, bahkan di tengah derasnya arus konten digital yang kadang menyesatkan.