PANAHINFO – Dunia hiburan tanah air kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Hamdan ATT meninggal dunia pada Selasa, 1 Juli 2025, tepat pukul dua belas siang di kediamannya yang terletak di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur. Kepergian sosok legendaris ini meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan sahabat terdekat, tetapi juga bagi jutaan penggemar musik dangdut di seluruh Indonesia.
Hamdan ATT meninggal dunia setelah perjuangan panjang melawan penyakit
Hamdan ATT selama beberapa tahun terakhir memang tidak lagi aktif tampil di panggung. Sejak 2017, ia mulai berjuang melawan berbagai gangguan kesehatan yang terus memburuk seiring waktu. Ia sempat terkena stroke, kemudian mengalami pecah pembuluh darah di otak yang memaksanya menjalani operasi pemasangan selang otak. Tak hanya itu, komplikasi dari gangguan ginjal hingga infeksi paru-paru turut memperberat kondisinya.
Meski begitu, Hamdan tetap memilih tinggal di rumah bersama keluarganya, menjalani hari-hari dalam suasana penuh kasih sayang. Anak-anaknya bergantian menjaga dan merawatnya dengan sepenuh hati. Hingga akhirnya, pada 1 Juli 2025, ia menghembuskan napas terakhir dalam keadaan tenang, dikelilingi oleh orang-orang tercinta.
Warisan karya abadi dari sang maestro dangdut
Hamdan ATT tidak hanya dikenal sebagai penyanyi dangdut, tetapi juga sebagai pencipta lagu yang menghasilkan karya-karya abadi. Salah satu lagu yang melejitkan namanya adalah “Termiskin di Dunia” yang dirilis pada awal 1980-an. Lagu ini menjadi ikon di era kejayaan dangdut klasik dan masih sering diputar hingga kini. Selain itu, ia juga dikenal lewat lagu-lagu seperti “Jangan Cintai Aku”, “Berkawan Dalam Duka”, dan “Petualangan Cinta” yang menorehkan namanya sebagai salah satu maestro di jalur musik dangdut melayu.
Karier musiknya dimulai sejak era 1960-an, saat ia membentuk grup musik beraliran instrumental terinspirasi dari band The Shadows. Keputusannya untuk terjun ke dunia dangdut mengubah segalanya. Ia bukan hanya meraih popularitas, tapi juga menjadi bagian penting dari sejarah musik Indonesia. Pada tahun 2021, ia menerima penghargaan Lifetime Achievement dari ajang penghargaan dangdut nasional—sebuah pengakuan resmi atas dedikasi panjang dan kontribusinya dalam industri hiburan.
Jenazah Hamdan ATT dimakamkan dengan penuh penghormatan
Setelah dinyatakan wafat, jenazah Hamdan ATT disemayamkan di rumah duka. Keluarga menunggu kehadiran salah satu anaknya yang masih dalam perjalanan dari Cirebon sebelum proses pemakaman dilakukan. Sore harinya, jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kampung Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Dalam suasana haru, anak-anaknya—yang berjumlah delapan orang—mengiringi kepergian sang ayah dengan doa dan air mata. Salah satu putranya, Haikal, menyampaikan bahwa sebelum meninggal dunia, Hamdan ATT sempat dituntun membaca kalimat syahadat. Momen itu terjadi sekitar tiga puluh menit sebelum sang legenda menghembuskan napas terakhirnya. Pesan terakhir yang kerap diucapkan oleh almarhum kepada keluarga adalah agar mereka senantiasa menjaga salat dan mengutamakan kebersamaan.
Sosok ayah, seniman, dan panutan
Bagi keluarga, Hamdan ATT bukan hanya seorang figur publik. Ia adalah ayah yang penuh perhatian dan selalu menanamkan nilai agama serta kehangatan dalam rumah tangga. Ia dikenal sebagai pribadi rendah hati, meski memiliki popularitas yang luar biasa di masa kejayaannya. Delapan anak yang ia tinggalkan, yakni Ibrahim, Amelia, Haikal, Yasmin, Soraya, Iqlima, Aisyah, dan Tamim, menjadi warisan hidup dari dedikasi dan cinta yang ia berikan.
Tak sedikit musisi muda yang mengaku menjadikan Hamdan ATT sebagai inspirasi dalam berkarya. Gaya bernyanyinya yang khas, lirik lagu yang menyentuh, serta penghayatannya terhadap tema cinta dan kesedihan, membentuk karakter khas dalam musik dangdut Indonesia. Kepergiannya tidak hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga bagi dunia seni tanah air.
Hamdan ATT meninggal dunia, tapi karyanya akan terus hidup
Kepergian Hamdan ATT memang menjadi duka bagi banyak pihak, namun warisan karyanya tidak akan pernah padam. Lagu-lagunya tetap mengisi ruang-ruang nostalgia dan akan terus dikenang sebagai bagian dari sejarah musik Indonesia. Ia telah menuntaskan tugasnya sebagai seniman sejati, meninggalkan jejak yang tidak mudah dilupakan.
Musik dangdut Indonesia kehilangan satu lagi permatanya. Hamdan ATT meninggal dunia di usia 76 tahun, namun semangatnya tetap hidup dalam karya dan kenangan yang ia tinggalkan. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Selamat jalan, maestro.