PANAHINFO – Di tengah dinamika industri musik internasional yang terus berkembang, muncul satu nama baru dari Indonesia yang langsung menarik perhatian: NO NA 88rising. Trio ini beranggotakan Baila, Shalza, dan Christy—tiga eks anggota JKT48 yang kini memilih arah karier baru sebagai musisi profesional. Bergabung dengan label musik asal Amerika Serikat, 88rising, ketiganya tampil dengan wajah yang benar-benar berbeda dari citra idol yang selama ini melekat pada mereka.
Langkah ini bukan hanya perubahan citra, tetapi juga transformasi identitas musikal. Tanpa perkenalan panjang, mereka langsung tampil di Los Angeles dengan gaya yang tegas dan matang. Mengenakan busana serba hitam, pencahayaan panggung minimalis namun dramatis, serta musik yang kaya dengan nuansa R&B modern, NO NA menunjukkan bahwa mereka tidak lagi bermain di ranah pop ringan. Mereka datang sebagai seniman yang siap bersaing secara global.
Transformasi NO NA 88rising dari Idol ke Musisi Global
Keputusan Baila, Shaz, dan Christy meninggalkan JKT48 dilakukan tanpa banyak pengumuman. Bahkan, banyak penggemar yang mengaku terkejut melihat mereka tiba-tiba tampil di panggung internasional dalam format baru. Meskipun begitu, langkah ini tampaknya telah direncanakan secara matang. Mereka tidak ingin lagi dibatasi oleh sistem idol yang ketat dan seragam. Sebaliknya, mereka mencari ruang yang lebih bebas untuk berekspresi secara artistik.
NO NA memilih 88rising sebagai rumah baru mereka—label yang dikenal luas sebagai pelopor globalisasi musisi Asia. Di bawah naungan label yang sama dengan Rich Brian dan NIKI, mereka tidak sekadar bergabung, tetapi juga membawa warna baru yang belum pernah ditampilkan sebelumnya. Musik mereka kini terdengar lebih berani, dengan pengaruh pop kontemporer, sentuhan soul, dan harmoni vokal yang solid.
Baila tampil dengan suara lembut dan emosional, menciptakan nuansa mendalam di setiap lagu. Di sisi lain, Shaz menghadirkan karakter vokal yang kuat dan khas, mencuri perhatian di setiap bait. Sementara itu, Christy menguasai nada-nada tinggi dengan presisi luar biasa, menyempurnakan dinamika grup. Sebagai hasilnya, ketiganya mampu tampil utuh sebagai satu unit yang matang, meskipun baru memulai debut bersama.
NO NA 88rising dan Representasi Baru Musik Indonesia
Lebih dari sekadar proyek musik, kehadiran NO NA di bawah naungan 88rising mencerminkan perubahan arah industri musik Indonesia. Mereka menunjukkan bahwa talenta vokal lokal tidak harus terus terjebak dalam sistem lama. Sebaliknya, mereka bisa berevolusi dan berani mengambil risiko di kancah internasional. Karena itu, langkah mereka menjadi inspirasi baru bagi musisi muda Indonesia yang ingin berkarya tanpa batasan pasar dan format.
Dengan dukungan penuh dari 88rising, mereka kini tidak hanya tampil sebagai individu. Sebaliknya, mereka juga memikul harapan sebagai representasi Indonesia di ekosistem musik global. Mereka bukan sekadar “eks JKT48,” tetapi pionir identitas baru yang mengangkat posisi musisi Asia di panggung dunia.
Walaupun perjalanan mereka masih berada di tahap awal, satu hal kini semakin jelas. NO NA tidak datang untuk mengulang sukses di masa lalu. Sebaliknya, mereka hadir untuk membangun kisah baru. Narasi mereka adalah tentang keberanian tiga perempuan muda Indonesia yang menolak zona nyaman. Mereka memilih meninggalkan formula lama demi memperjuangkan suara sendiri di panggung yang jauh lebih luas.